RJS.News, WONOSOBO, Pemutaran film Para Raka yang dilakukan oleh relawan Prabowo Gibran dan disaksikan oleh pemeran utama langsung sekaligus Produser film dokumenter, Aris Munandar, digelar di 3 lokasi lereng Gunung Sindoro Sumbing yaitu di Desa Pagerejo, Desa Reco, dan Desa Kapencar Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo, di setiap titik dihadiri puluhan petani muda setempat, dan kalangan ibu ibu tani, Senin (8/1/2024).
Pemutaran film dokumenter ini mengingatkan kembali akan sejarah masa lampau bagi penonton yang hadir di acara itu. Budayawan sekaligus penggagas film dokumenter Para Raka Arist Munandar, yang akrab dipanggil Mbah Roso dalam kesempatan dialog itu cukup memukau para petani muda lereng gunung Sindoro Sumbing. Di dalam film tersebut dihadirkan prototipe tokoh-tokoh Raka yang hidup pada masa itu, yaitu pada abad 5-9 Masehi di tanah Jawa.
Film Para Raka yang dibintangi oleh Ki Hangno Hartono, seorang budayawan Postrad (post tradisional) mencoba menghadirkan tokoh-tokoh Raja Mataram Kuno dari Rakai Pikatan sampai Rakai Panunggalan. Pementasan yang mengangkat kisah kebesaran Mataram Kuno, yang tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan peran sentral Para Raka. Yang pada masa itu telah meninggalkan bangunan-bangunan yang monumental tingkat dunia sebagai bukti kebesaran para Raka pada masanya. Raka adalah penguasa ekonomi politik era Mataram kuno.
Lakon Para Raka ini, kata Hangno, mengartikan seorang pemimpin yang mempunyai komitmen yang tinggi terhadap kelestarian ekosistem dalam menjaga bumi dari bahaya eksploitasi bumi.
“Karena itu setiap eksploitasi bumi yang hari ini ada, harus menyertakan rehabilitasi bumi, biar leluhur para Raka tidak marah,” kata Hangno dalam cuplikan film dokumenter tersebut.
Mbah Roso yang dibantu Hendrawan, sebagai penyelenggara kegiatan tersebut dan yang mengatasnamakan ketua komunitas Relawan Para Raka dan Ketua 1 DPP Relawan PRABUMAN 08 menyampaikan, kalau pementasan ini murni kajian sajarah dan dikondisikan dengan zaman sekarang yang sedang berlangsung.
Mbah Roso juga menyebutkan bahwa di dalam narasi naskah peran kepemimpinan Cakrawatin mempunyai visi Bumi Pati, penjaga dan penyangga bumi dari kerusakan. “Visi dalam kesejarahannya jelas tercantum dalam nama gelar Ken Arok yaitu Sang Amurwatbumi,” tegas Mbah Roso.
Hendrawan menjelaskan bahwa dalam masa sekarang yang sanggup dan bisa menghadapi tantangan peradaban baru dunia, hanya ada dari keturunan para Raka, siapa dia? Tidak lain adalah Gibran Rakabuming Raka, yang bisa menjaga bumi ini dari kerakusan manusia,” tegas Hendrawan sambil mewanti-wanti untuk pilpres 2024 nanti.
” Pilihlah pasangan Prabowo Gibran, demi masa depan petani khususnya dan bangsa negara pada umumnya.” Tutur Hendra.
Kelangkaan pupuk dan jaminan pasar yang bisa melegakan petani menjadi topik tanya jawab yang serius dan menjadi fokus petani muda lereng Gunung Sindoro Sumbing. Mereka berharap Prabowo Gibran bisa menang satu putaran sehingga kelangkaan pupuk segera diatasi sesuai visi misi Paslon nomer urut 2 Prabowo Gibran. Selain itu juga jaminan harga yang stabil saat panen raya bisa memberikan harapan yang menguntungkan bagi para petani khususnya petani tembako daerah tersebut.
Kegiatan yang berlangsung akrab dan hangat tersebut menggugah semangat ibu-ibu di lereng Gunung Sindoro Sumbing untuk mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Gibran untuk jadi Presiden dan wakil presiden 2024-2029 mendatang.
“Kami ibu-ibu PKK ingin juga mendeklarasikan dukungannya kepada Bapak Prabowo dan Mas Gibran, sekitar ratusan ibu-ibu berharap kepada Mbah Roso dan Hendra untuk mengumpulkan Ibu-ibu juga.” Ungkap seorang ibu yang ikut hadir di pertemuan tersebut.
Red:Nyaman